Selama seminggu terakhir, pembantu di mess kami pulang kampung. Bisa jadi minggu depan baru pulang. Katanya sih ada pengganti yang akan datang setiap hari selama si mbak pulang, untuk melakukan pekerjaan rumah. Namun ternyata hingga hari ini Beliau tak kunjung datang.
Akhirnya, kami harus melakukan semua pekerjaan rumah selama tidak ada pembantu. Istilah kerennya, do it yourself lah! Dari memasak, cuci piring, cuci baju, kuras bak mandi, buang tumpukan sampah, kasih makan landak (sure), setrika baju, sampe beres-beres rumah, semua harus bisa. Everyday, sigh
Merepotkan sekali, pagi-pagi kami harus bangun, buang sampah yang sudah numpuk, memasak nasi untuk sehari, dan -kalau mau- memasak lauk untuk sarapan (aku pilih beli mie di depan kantor). Seharian bekerja keras mencari nafkah, pulang sekitar jam 6 ato 7 malam. Sampai rumah harus masak lauk untuk makan malam masing-masing (ga kompak), cuci baju, setrika baju buat besok, cek makanan si landak, dan bersih-bersih dikit.
Banyak ilmu yang berhasil diperoleh selama seminggu hidup tanpa pembantu. Aku sekarang jadi tahu cara mengoperasikan mesin cuci di mess. Aku sih tahunya yang otomatis, tinggal puter trus ditinggal tidur sudah kering sendiri tinggal dijemur. Nah, mesin cuci di mess ini harus masukin air dulu, trus puter. Kalo udah selesai muter, buang airnya, lalu isi lagi, puter untuk membilas. Setelah bersih, buang airnya, lalu masukkan cucian ke dalam lubang pengering, do some extra work (tekan cucian semampat mungkin), lalu putar tuas untuk mengeringkan . Selain itu, aku harus belajar kembali cara menyetrika pakaian serta memasak beberapa masakan instan cepat saji. Jangan lupa baca petunjuk penyajiannya agar mendapatkan hasil terbaik.
Sialnya, hiburan piala dunia yang seharusnya kami dapatkan secara cuma-cuma, tidak bisa kami nikmati dengan leluasa karena kami menyewa tv berbayar. Mess kami di Jakarta Selatan, merupakan rumah kecil mungil yang dikelilingi rumah tingkat mewah (ga fokus nih). Kami sudah mencoba beberapa antenna tv indoor, dari yang murah sampai mahal, namun semuanya hanya maksimal menghasilkan siaran dengan kualitas tv warung tegal. Namanya juga cowok, demi hobi (sepakbola) kami pertaruhkan segalanya. Ya, investasi demi kepuasan menonton piala dunia yang -katanya- eksklusif. Namun apalah daya, sepertinya kami memang harus mounting antenna outdoor dengan tiang setinggi puluhan meter mengalahkan tinggi rumah-mewah di sekitar mess kami untuk menangkap siaran SCTV secara maksimal.
Facebook Comments Box
SSMM (Saat Si Mbak Mudik)
sabar sabar ya nak…
JANGAN MANJAAAAAAAAAAAAAAAA!
sing sabar yoo lee..
bar iki si mbak teko kok..
eling o, mau bengi sing bari mangan sate sopo.. kok ga di cuci lage piringnya..
ojo lali..persediaan ndok ceplokmu entek, engko sa durunge muleh tuku disek yoo… PISS….MERDEKAAAA……!!!!!!
terbiasa hidup mewah dan tercukupi….sekarang rasakan sendiri!
# iwan : ini kan fasilitas dari kumpeni sayah
AKHIRNYA KEMAREN MALEM SI MBAK SUDAH DATANG!!!!!
Semua penghuni mess bergembira, semua berpesta, dan Argentina menang 6-0!!!!